Street Society
Jakarta. Ibu kota. Megapolitan. Simbol kemajuan Indonesia. Dengan latar inilah kisah dalam Street Society bergulir—sebuah kisah yang akan membawa kita menelusuri kehidupan anak-anak muda Indonesia pemilik super cars seperti Lamborghini, McLaren, Aston Martin serta Ferrari. Lebih dari simbol kemapanan, mobil-mobil ini datang dengan performa yang mampu memacu adrenalin para pengemudinya ke level tertinggi.
Adalah Rio (MARCEL CHANDRAWINATA), juara street racing Jakarta yang urakan namun karismatik, yang menjadi tokoh utama. Bersama sobat dekatnya Monty (DANIEL TOPAN) si kutu buku yang jenius tuning, dan Bang Frankie (FERRY SALIM) si pemilik bengkel performance, Rio berusaha menjawab tantangan demi tantangan yang datang ke arahnya. Nico (EDWARD GUNAWAN), si juara racing asal Surabaya, adalah sang musuh bebuyutan. Namun di luar itu masih ada Gde (YOGIE TAN) si juara racing Bali, Nanda (KELLY TANDIONO) si racer cantik asal Semarang, dan juga Yopie (EDWARD AKBAR), sosok misterius yang baru muncul di tengah society pemilik super cars Jakarta.
Rio juga dipertemukan dengan Karina (CHELSEA ELIZABETH ISLAN), seorang DJ dari Berlin, yang akhirnya membuka hati dan pikirannya terhadap hal-hal baru selain balapan.
Persahabatan penuh momen komedik. Usaha merebut cinta. Tekad balas dendam. Dan, tentu saja, aksi seru adu kecepatan di berbagai lokasi yang uniquely Indonesia—dari Jembatan Suramadu yang megah, business district Sudirman yang gemerlap, pelabuhan Tanjung Priok yang keras, hingga jalanan Bali nan eksotis—semua hadir membentuk jalinan cerita yang unik, yang menghibur, yang terpusat pada usaha menjawab satu tantangan utama: menjadi yang tercepat.
Tak lama lagi, pecinta film Indonesia, akan disuguhkan sebuah tontonan baru yakni, film "Street Society" besutan sutradara Awi Suryadi. Film itu mungkin diyakini jadi film genre laga otomotif pertama yang pertama di Indonesia.
Akan ada adegan balap jalanan supercar dengan merek terkenal seperti Lamborghini, Porsche, GT-R, Aston Martin, Ferarri, dan Mclaren. Kemudian dibumbui kisah anak-anak muda kalangan jetset yang hobi otomotif. "Ini tantangan terbesar bagi saya," ucap Awi, Jumat, (7/2/2014), di kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta.
Dia mengaku tidak mudah menyeting lokasi syuting adegan kebut-kebutan mobil yang melesat dengan kecepatan sangat tinggi. Jalan protokol seperti Thamrin, Sudirman, Gajahmada, Antasari, dan Bundaran HI, tidak mudah dikosongkan begitu saja, meskipun dengan bantuan polisi.
"Jadi, kami harus menunggu hingga larut malam baru bisa take. Belum lagi kondisi lokasi seperti Pelindo dan Jembatan Suramadu. Semua itu perlu koordinasi yang baik dan melibatkan banyak pihak," terangnya.
Ada pula kendala teknis, di mana kamera tidak bisa dikendalikan dengan stabil untuk merekam adegan kebut-kebutan. Apalagi tim produksi tidak memiliki persuit system. Namun, itu dapat diakali dengan pipa alumunium untuk me-rigging mobil yang disediakan.
Karena tantangan itulah proses syuting memakan waktu sampai 40 hari. Film "Street Society" dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 20 Februari 2014.
Never
Published:
2014-02-07T22:58:00-08:00
Title:Street Society, F&F Made In Indonesia
Rating:
5 On
27 reviews
Baca Juga Artikel Lainnya